Selasar Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Ambruk dan Menelan Puluhan Korban - AKSARA SEJAHTERA

Monday, January 15, 2018

Selasar Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Ambruk dan Menelan Puluhan Korban

Selasar Tower II Gedung BEI Ambruk dan Menelan Puluhan Korban 


AS-News - Senin tanggal 15 Januari 2018 pukul 12.10 WIB telah terjadi atap ambrug di Gedung Tower II Kantor Bursa Efek Indonesia Jl Jenderal Sudirman Kv 52 - 53 Kel Senayan Kec. Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Selasar di gedung yang berusia 20 tahun itu tiba-tiba ambruk karena tidak mampu menahan beban puluha Mahasiswa Universitas Gunadarma yang sedang melakuan study tour ke Kantor Bursa Efek Indonesia itu.

Selasar yg ambruk adalah :
- Kantor KCP BCA
- Ruang Pers
- Ruang perdagangan

Korban luka ringan diperkirakan sekitar 70 orang.

BEI dan Manajemen Building telah melakukan evakuasi korban ke RS Siloam Semanggi. OJK telah meminta segera dilakukan investigasi penyebabnya.

Proses transaksi dan setelmen transaksi berjalan normal. Tidak ada gangguan listrik dan jaringan. sistem JATS, E-CLEARS dan C-BEST berjalan normal.

Manajemen Bursa tetap melanjutkan perdagangan sesi II sesuai dg waktu normal.

Lalu bagaimana analisis dari ambruknya selasar di gedung yang berusia 20 tahun itu?
Ahli Teknik Sipil ITB Profesor Iswandi Imran mengatakan, untuk mengetahui pasti penyebab ambruknya selasar, harus dilakukan analisis lebih jauh. Analisis bisa dilakukan dalam kurun satu bulan ke depan. 

"Paling sebulanlah. Materialnya diambil, dikumpulkan, dikaji secara mikroskopis. Ada luka lama apa nggak. Material (bangunan) juga sama kayak manusia, bisa mengalami luka lama. Lukanya itu tidak terjadi sekaligus, tapi bertahap," kata Iswandi, 



Iswandi, merupakan salah satu anggota dari Kelompok Keahlian Rekayasa Sruktur di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, menjelaskan setiap bahan bangunan sudah seharusnya dirawat secara rutin. Apabila perawatan konsisten dilakukan, umur bangunan bisa lebih panjang. 

"Dari video, dari foto-foto (BEI), kesannya runtuh tiba-tiba. Kalau tiba-tiba tanpa tanda-tanda, langsung bruk gitu. Kalau keberatan, menurut saya, nggak juga. Kalau ngeliat di video beban yang bekerja standar saja ya," ujar lulusan University of Toronto, Kanada, itu.


"Beban itu mestinya sudah diperhitungkan dalam desain dalam perencanaan. Itu biasanya di area publik, bebannya sampai 500 kg/m2, artinya dalam 1 m2 bisa dalam 8 orang. Tadi kan kurang dari 8. Kecuali kalau ada kesalahan desain ya," bebernya. 

Menurut Iswandi, analisis bisa dilakukan dengan melakukan forensik studi dan forensik analisis melalui pengumpulan fakta-fakta di lapangan.

"Tapi misal ada baut atau angkur yang lepas, entah patah atau apa. Itu yang harus dipelajari. Penyebabnya bisa perilaku yang degradasi pada sistem akibat umur, lingkungan, beban berulang. Atau apa pun," jelas Iswandi. 



Selain perawatan, hal yang harus diperhatikan adalah kemungkinan adanya fatigue (kelelahan) dari bangunan tersebut. 

"Bisa juga karena fatigue (kelelahan). Karena beban berulang dan ekstrem. Kita juga kalau terus kerja lama-lama fatigue juga. Kalau kita ada obatnya, Fatigon. Harusnya dibatasi, tegangannya tidak berlebihan, sehingga umur fatigue-nya bisa panjang. Ini yang harus dikaji secara mendalam," pungkasnya. 


No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.