PERANG CUMBOK PERANG SAUDARA DALAM CATATAN SEJARAH ACEH
Pendapat yang cukup santer namun sukar
untuk dibuktikan adalah bahwa Ulee Balang masih tetap pro Belanda dan masih
menginginkan mareka kembali ke Aceh. Ulee Balang di tuduh telah membentuk
sebuah comite "van ontvangst" untuk menjemput Belanda
kembali.
SM Amin pemimpin perjuangan pada masa
revolusi menyangsikan adanya upaya Ulee Balang membentuk komite itu untuk
menyambut Belanda. Prof Nazaruddin Syamsuddin juga meragukan issu
tersebut.komite itu tidak pernah ada dalam kenyataan. Kemungkinan sekali berita
tentang panitia penyambutan itu sengaja di hembus kan oleh kelompok ulama yang
anti Belanda dan Ulee Balang.
Dalam rangka inilah unsur Ulee Balang didramatisir
sebagai kelompok yang akan menarik keuntungan bila mana Belanda datang kembali
ke Aceh, dengan cara demikian diharapkan timbul kembali ingatan rakyat akan
dendam kepada Ulee Balang yang pro Belanda, para pemimpin Ulee Balang mulai
menyusun strategi untuk memperkuat dan menguasai Cumbok
Para pemuda pesindo ditugas kan untuk
mengawal kantor kantor pemerintah di lammeulo.Tentara Ulee Balang di perintah
kan untuk menangkap anggota PRI yang ditugas kan oleh pemerintah daerah Aceh
untuk menjaga kantor pos dan telpon di lammeulo..akibat nya terjadi lah
benturan benturan kecil antara para pemuda PRI dan pasukan Ulee Balang Cumbok.
Pada Tanggal 3 November
1945 Ulee Balang Cumbok mengambil alih kantor PRI Lam Meulo dan sejak saat itu
tdk ada pemimpin PRI yang di izin kan berada dan masuk ke Lam Meulo. Tindakan
pasukan Ulee Balang mengundang keprihatinan pemda Aceh.untuk menyekesaikan
masalah dengan damai ketua KND Tuanku mahnud di kirim ke Lam Meulo.namun tdk
mendapat sabutan yang baik dari pihak Ulee Balang.
setelah Lam Meulo berhasil di kuasai Ulee
Balang berencana menduduki Sigli. Pada tanggal 25 November 1945 jam 12 Ulee
Balang masuk kota Sigli untuk mengambil senjata Jepang yang pada masa itu masih
menduduki kota Sigli.
sementara itu PRI dan TKR di bawah
pimpinan Syamaun Gaharu dan T Azwar Hamid pun tiba di kota Sigli untuk
merunding penyerahan senjata Jepang. Perundingan ini dibocorkan oleh perwira
TPR Letnan Abdullah dan Letnan Bakhtiar menceritakan kepada pihak Ulee Balang
bahwa Jepang tidak akan menyerah senjatanya kepadaTPR.akibat nya pihak Ulee
Balang menyebar pasukannya ke Sigli dan menguasai tempat tempat
strategis.banyak orang ditangkap krn di duga sebagai pendukung PUSA.dan orang
dari luar di larang masuk kota Sigli.
Dengan menguasai kota Ulee Balang
berusaha menguasai senjata Jepang agar tidak jatuh ke tangan lawan.di pihak
lain dengan mengetahui bahwa sgli sudah dikuasai oleh Ulee Balang.maka puluhan
ribu warga dan simpatisan PUSA nengepung kota untuk mencegah Jepang tidak
menyerahkan senjata kepada pihak Ulee Balang. jika senjata ini diserah kan kpd pihak
Ulee Balang kekuatan mareka semakin tidak tertandingi
Syamaun Gaharu dan T Azwar
Hamid tidak dapat menguasai keadaan.mareka meminta residen T Nyak Arif untuk
turun tangan guna mencegah terjadi nya pertempuran kedua belah pihak.Residen
mengirim T Ali panglima Polem.tugas delegasi itu bukan untuk mekerai pertikaian
antara Ulee Balang dengan warga.
melainkan hanya berunding
dengan Jepang karena menurut mareka puncak pertikaian antara kedua nya berpunca
pada masalah senjata Jepang.
perundingan berlangsung tanggal 3 Desember
1945 di pimpin oleh Teuku Ali Panglima Polem untuk menghindari pertumpahan
darah mendesak pihak Jepang supaya tidak menyerahkan senjatanya kepada salah
satu pihak yang bertikai didesak Jepang agar menyerahkan senjata kepada TKR
sebagai tentara resmi RI.
Ketika perundingan itu
sedang berlangsung.ketika naskah perjanjian penyerahan senjata sedang di
teken.rakyat yang semula sedang mengepung kota Sigli mulai bergerak memasuki
kota.maka makin terbuka pula kemungkinan terjadi perang secara frontal dengan
BPK (Ulee Balang) yangg tertahan di kota. Dalam usaha mengendalikan gerak
rakyat. Syamaun Gaharu melepaskan tembakan peringatan.
Tembakan peringatan dari
Syamaun ini mengundang bencana tembakan ini telah menyebab kan salah pengertian
antara dua kelompok (Ulee Balang dan Pusa) yang bertikai. pihak PUSA menilai
itu sebagai aba aba dari Ulee Balang
sehinga perwira TKR ini
melarikan diri dari tempat kejadian.peristiwa ini menyebab kan Syamaun gaharu
di tangkap atas tuduhan berkomplot dengan Ulee Balang. akibat kesalaha fahaman
tersebut kota Sigli bersimbah darah dua golongan itu terlibat pertempuran yang
sengit berlangsung sejak tanggal 4 - 6 Desember 1945 para pemimpin daerah dan
TPR dibawah pimpinan Syamaun Gaharu dan T Azwar Hamid berupaya menghentikan
pertempuran.akhir nya pertempuran berhasil di hentikan pada tanggal 6 Desember
1945.kedua belah pihak diminta untuk kosong kan kota Sigli
Senjata yang diserahkan Jepang
kepada Ulee Balang harus diserahkan kembali kepada TKR sebagai tentara resmi
RI. Apabila terjadi kekacauan kedua belah pihak harus bertanggung jawab.inbauan
ini mendapat sambutan yang baik dari kedua belah pihak.keduanya setuju menarik
pasukan keluar kota Sigli dan pihak Ulee Balang juga setuju menyerah kan
senjata yang direbut nya dari Jepang kepada TKR.
Ketaatan terhadap perstujuan bersama ini
tidak berlangsung lama.pertempuran tetap terjadi di luar kota Sigli markas Ulee
Balang tidak mengembalikan senjata Jepang kepada TKR Pada tanggal 10 Desember
1945.markas Ulee Balang mengadakan pertemuan di Rumah Teuku laksamana Umar
Njong di Leung putu guna membahas langkah langkah lebih lanjut terhadap
perkembangan situasi
Pertemuan Leung putu mengakibatkan markas
Ulee Balang berindak tegas. maereka mendirikan badan kelaskaran di bawah
pimpinan Teuku Muhammad Daod ule balang Cumbok. Mereka mulai menyerang kampung-kampung
basis kekuatan musuhnya. Markas Ulee Balang akan menindak tegas terhadap penentang
gerakan mareka diharapkan akhir Desember rencana sudah terlasanakan.
Dengan senjata berat yang mareka miliki
tentara Ulee Balang pada tanggal 10 Desember 1945 mulai menembaki kampung
disekitar Lueng Putu. Meutareum yang menjadi pusat para Pemuda PRI pada tanggal
20 des mareka membakar gedung sekolah di Titeu serta kantor kehakiman
Karena meningkatnya aksi markas Ulee
Balang.Pemda Aceh bersama TKR pada tanggal 21 Desember 1945 membentuk Markas
Besar Rakayat Umum atau MBRU yang terdiri dari TKR, PRI, polisi, Pesindo, dan organisasi massa lainnya untuk melawan
markas Ulee Balang. Seluruh daerah Pidie mendirikan barisan perjuangan di bawah
komando MBRU, akhirnya markas Ulee Balangpun meningkatkan serangannya pada
tanggal 30 Desember markas Ulee Balang kembali menyerang Meutareum, Ilot, Lala
dan Langga mengakibatkan kampung-kampung tersebut rusak berat dan kantor cabang
pesindo hancur serta tewas ketua cabang Pesindo langga.
markas MBRU mengawali gerakan nya dengan
mengeluarkan maklumat yang dituju kan kepada Rakyat isi nya antara lain jangan
membakar rumah dan mengambil harta orang tawanan yang di tangkap harus di
perlakukan dengan baik suatu seruan secara psikologis menarik simpati rakyat.
Dengan senjata yang cukup tangguh markas Ulee
Balang sama seksekali tidak memperdulikan isi ultimatum dari Pemda Aceh
pertempuran terus berlangsung terutama di Lam Meulo, Lueng Putu, Beureueh dan Keumala,
Pasukan Pemda Aceh di bantu oleh pasukan sipil seperti Mujahiden, Pesindo dan
pasukan rakyat milisi dari luar Pidie, pasukan gabungan ini memfokus diri
kedaerah Lam Meulo sebab pemimpin markas Ulee Balang Teuku Sri Muda bentara
pahlawan Cumbok Muhammad Daod bermarkas di sana dengan bertambahnya perang ini
pemda Aceh khawatir akan bahaya yang mengancam terutama dalam kaitan dengan
kekuatan perjuangan yang di butuh kan guna menghadapi NICA
Pada tanggal 6 January 1946 MBRU
mengadakan sidang membahas situasi Pidie pada tanggal 8 Januari mareka kembali
bersidang dihadiri oleh tokoh tokoh MBRU Syamaun Gaharu dari TKR. Teungku
Muhammad Daod Beureueh dari Mujahidin, Ali hasyimi dari Pesindo Ismail Yakop
tokoh PUSA tapi mewakili PNI Husen Yusuf dan Muhammadsyah dari TKR.
Setelah sidang pada tanggal 8 Januari itu
Komite Nasional Daerah Aceh (KNIDA) juga pemerintah RI daerah Aceh (markas umum
Daerah Aceh) mengeluarkan ultimatum dan maklumat kepada Markas Ulee Balang di
Lammeulo ultimatum ini ditanda tangani oleh wakil Residen T.Ali Panglima Polem
dan Syamaun Gaharu selaku ketua markas umum daerah Aceh.
sidang ini bertujuan untuk melakukan
usaha gencatan senjata bagi kedua belah pihak yang berseteru sidang dihadiri
oleh Husen Yusuf syamun gaharu Ali Hasyimi, Muhammad Syah, Ismail Yacob
mewakili PNI dan Teungku Daod Beureueh dari Mujahidin tidak hadir.
Dalam maklumat tersebut Pemda Aceh dan
markas umum daerah Aceh menyatakan antara lain. setelah diselidiki secara
mendalam bahwa mareka yang mengadakan perlawanan terhadap mareka di Cumbok
dalah Musuh Negara Rep Ulee Balanglik indonesia dan diperingatkan kepada yang sudah
terpengaruh dengan mareka agar menghindar kalau tidak akan di kena kan hukuman
sesuai dengan kesalahan nya.
Ultimatum yang mengiringi maklumat itu
ianya memerintahkan mareka para pengkhianat negara RI agar hari Kamis tanggal
10 Januari 1946 Pukul 12 siang menghentikan perlawanan kalau tidak akan ditundukkan
dengan kekerasan.
Dalam situasi genting dimana satu sama
lain ingin nengakhiri dan memenangkan perang.bermacam macam strategi yang
dilakukan kan.kemampuan dalam adu senjata hal yang penting.namun disisi kain
adu kepintaran merebut simpati rakyat bagian dari strategi perang Mr SM Amin
mengatakan bahwa menuduh "pengkhinat dan musuh RI" adalah strategi
perang dengan nengeluarkan maklumat dan ultimatum dapat di ambil kesimpulan
bahwa tindakan PUSA yang semula liar telah menjadi legal Ultimatum tidak di
indahkan oleh Ulee Balang aksi mareka semakin meningkat daerah yang paling
parah di landa aksi perlawanan mareka (Ulee Balang) adalah lammeulo.Lueng Putu
Pante Raja Trieng Gadeng Merdu dll.
Ada dua faktor yang menentukan sehingga kaum Ulee Balang menolak
ultimatum itu untuk menyerah.pertama kemampuan mareka untuk bertempur sampai
menang mengingat persenjataan mareka jauh lebih kuat dari TPR apalgi dengn
senjat yang di miliki oleh milisi dibawah MBRU
Kedua hukuman yang dijatuhkan kepada mareka justru oleh
pemerintahan sendiri melalui maklumat itu sebagai pengkhianat dan musuh RI bahkan
dipertegaskan lagi oleh kelompok lawan sebagai kaki tangan NICA pengkhianat
agama dan bangsa tampaknya terlalu berat dirasakan oleh mereka dan besar sekali
konsekwensinya mereka memperkirakan setelah mereka menyerah para pemimpin
mareka akan dihadapkan kehadapan mahkamah revolusi dan dihukum mati mareka
bertekad melawan sampai mati di medan pertempuran maka tak heran ketika diperiksa
oleh M Nur El Ibrahimi, Teuku Daod Cumbok berkata
Teungku tidak usah memeriksa saya lagi. Saya sudah tahu hukuman
apa yang bakal ditimpakan ke atas diri saya. Saya tidak gentar menghadapi
hukuman itu. Sekiranya saya menang, hukuman serupa akan saya jalankan ke atas
kalian." (T. Daud Cumbok)
Setelah batas waktu habis maka TPR dengan didukung milisi rakyat
di bawah komando MBRU mulai bertindak satu demi satu kota direbut dari tangan
markas Ulee Balang. Serangan ke Lueng Putu dilakukan pada Tanggal 7 Januari
1946 dipimpin oleh Nyak Hasan dibantu oleh Tengku Ahmad Abdullah Tgk Husen. Tgk
Zainal Abidin dan Peutua Ali dari jurusan selatan..
A Gani Mutiara, Syamaun Gaharu, Raja Uma Muh.
Taher dan Daod Hasan dari jurusan timur akhir nya Lueng Putu jatuh ke tangan
milisi MBRU Benteng Lueng Putu di bakar dan Teuku Laksamana Umar tewas dalam
pertempuran tersebut dan oleh pengikut nya dibawa ke Teupin raya dan dimakam
kan disana#bersambung
Kemudian seluruh kekuatan TPR dan milisi
dibawah kendali MBRU dialih kan ke Lameulo markas besar Ulee Balang.pada
tanggal 13 januari 1946 TPR dan MBRU berhasil merebut Cumbok meskipun di
pertahan kan dengan sekuat tenaga.serangan di lakukan dari segala penjuru
dengan di bantu oleh pasukan milisi tambahan dar luar Pidie.
Setelah dikepung oleh pasukan gabungan
Pemda Aceh dan milisi milisi sipil bersenjata maka pada tanggal 13 januari 1945
markas besar Ulee Balang berhasil di rebut.tetapi pemimpin Ulee Balang Teuku
muhammad Daod Cumbok beserta paukannya berhasil lolos dan menguasai perbukitan
antara Pidie dan Aceh rayeuk.pada tanggal 16 januari 1945 melalui pertempuran
kecil mareka erhasil ditangkap di kaki gunung Seulawah dan dibawa ke Sigli
kemudian ke kantor cabang di garot dari garot dievakuasi ke sanngeu untuk diadili.
Mereka diperintahkan meneriakkan
"Merdeka" sambil mengangkat sebelah tangan dengan kepalan tinju.tapi
TeukuDaud Cumbok tetap pada penderiannya,menolak pekik MARDEKA....akhir nya
mareka mengirim Daud Cumbok untuk menghadap TuhanNya dengan sebutir peluru
"merah putih." dengan eksekutor teungku Ahmad abdullah. berbaring
ditepi kUlee Balangur mengucap dua kalimah syahdat seraya memberi aba aba
kepada algojo yang mau menghukum mati dirinya..
Dengan demikian peristiwa Cumbok telah berlangsung selama 2 bulan
secara fisik telah dapat dipatahkan namun tidak berarti berbagai akibat yang
timbul seperti masalah harta rampasan peninggalan Ulee Balang perlindungan
terhadap famili atau keluarga bahkan lanjutan perang saudara ini segera nampak
kembali meski pun tdk sehebat yang pertama rupanya serum yang di suntik oleh
Belanda dan Snouc horgronje yakni penyakit pecah belah adu domba masih saja
terjangkit di masyarakat Aceh dan tidak sembuh dengan berakhir nya perng
Cumbok.pada awal Februari 1946 Husen Mujahed mebentuk Tentara Perjuangan Rakyat
(TPR) di Idi, dengan mana ia bermaksud untuk membersihkan semua sisa ulebalang
di seluruh Aceh.dalam aksi berdarah mareka membantai dan membunuh TR sabi anak
semata wayang Tgk chik ditunog dan Cut mutiaserta Ulee Balang lainya yang ridak
terkait dengan Cumbok.
Dengan segera Aceh Timur mengalami aksi pembersihannya. Kemudian
pasukannya bergerak ke utara, dan akhirnya menekan Kutaraja karena pemerintah
tidak mampu menghentikannya. Di sepanjang jalan ke Kutaraja, ratusan keluarga
ulebalang dan para pemimpin nasionalis dibunuh atau dikirim ke tempat tahanan
di Aceh Tengah, dan anggota-anggota PUSA ditempatkan pada jabatan-jabatan yang
ditinggalkan mereka gerakan TPR menyebabkan berdirinya rezim PUSA di Aceh
setelah semua pejabat bukan-PUSA diberhentikan dari pemerintahan lokal, dan
sebagai gantinya diangkatlah pejabat yang berorientasi pada PUSA.
Beberapa Ulee Balang yang tewas dalam peristiwa Cumbok diantara
nya.
1.Teuku Daod Cumbok
2.Pocut Umar keumangan
3.Teuku umar njong
4.Teuku Muda Dalam Bambi uno
5.Teuku M Ali samaidra
6.Teuku Ali ie leUlee Balangeu
7. Teuku Hamid gigieng
8.Teku cut Hasan.keluarga Ulee Balang dari meuraxa
9.Teuku Muh Said Cunda
10.teuku banta Ahmad glp payong
11.Teuku Husen simpang Ulim
12.Teuku pakeh sulaiman Pidie
13.Teuku Muhammad Keumangan
14.Teuku Hasan keumala.
15.Teuku chik Meureudu.
15.Teuku sulong Meureudu dll
(Pemberontak kaum Ulee Balang Prof. Nazaruddin. Sm Amin Isa Sulaiman
dkk Aceh dari komplik ke damai dll)